Sejarah ban yang wajib Anda ketahui
Balabalap – Ban adalah salah satu bagian penting dari sebuah kendaraan. Ban digunakan untuk mengurangi getaran yang disebabkan ketidakteraturan permukaan jalan, melindungi roda dari aus dan kerusakan, serta memberikan kestabilan antara kendaraan dan tanah untuk meningkatkan percepatan dan mempermudah pergerakan.
Dilansir dari berbagai sumber, para ilmuwan percaya bahwa konsep awal ban telah ditemukan sekitar 3500 SM. Pada abad ke-35 SM, konsep ban yang mirip dengan yang kita kenal saat ini belum ada.
Pada saat itu, transportasi masih didominasi oleh kendaraan ber roda kayu seperti kereta kuda dan gerobak. Namun, ada beberapa bukti bahwa ban sederhana digunakan pada waktu itu untuk mengurangi getaran dan keausan pada roda kayu.
Bentuk awal dari ban pada periode ini terbuat dari bahan-bahan alami seperti kulit atau kayu. Mereka sering kali dibentuk dalam bentuk cincin atau lapisan yang ditempatkan di sekitar bagian luar roda.
Ban ini bertujuan untuk melindungi roda kayu dari gesekan langsung dengan jalan yang keras dan tidak rata, serta memberikan sedikit peredaman getaran saat kendaraan bergerak.
Meskipun ban pada zaman itu jauh dari konsep modern, penggunaannya mencerminkan kesadaran manusia tentang perlunya melindungi roda dan meningkatkan kenyamanan perjalanan.
Perkembangan lebih lanjut dalam teknologi ban baru terjadi ribuan tahun kemudian dengan penemuan ban pneumatik pada abad ke-19.
Pada 21 November 1843, Thomas Hancock mendaftarkan temuannya tentang pengerasan karet menggunakan sulfur, dan akhirnya mendapatkan paten dari Inggris. Namun, sebenarnya pada tahun 1939 Charles Goodyear dari Amerika Serikat juga telah menemukan proses vulkanisasi secara tidak sengaja.
Goodyear menemukan karet yang tahan panas dari sulfur yang bercampur dengan karet menempel pada kompornya. Namun, Goodyear kesulitan untuk mendaftarkan temuan dan mematenkannya.
Alhasil, yang memperoleh paten terlebih dahulu adalah Thomas Hancock, sedangkan Charles Goodyear baru mendapatkan patennya pada 30 January 1844 dari Amerika Serikat.
Sementara, pada tahun 1847 seorang engineer dari Skotlandia bernama Robert William Thomson menemukan desain ban berongga yang bisa diisi angin, atau biasa disebut dengan ban pneumatik. Dia berhasil mendapatkan paten dari Francis (1846) dan US (8 Mei 1847).
Roda udara (Aerial Wheels) karya Thomson akhirnya didemonstrasikan di Regent’s Park, London, pada bulan Maret 1847 dan dipasang pada beberapa kereta kuda.
Hasilnya benar-benar meningkatkan kenyamanan perjalanan dan mengurangi kebisingan. Satu set roda tersebut dapat berjalan sejauh 1200 mil tanpa menunjukkan tanda-tanda kerusakan.
Kemudian pada Oktober 1887, John Boyd Dunlop mengembangkan ban pneumatik pertama untuk sepeda roda tiga putranya di halaman rumahnya di Belfast, ia memasangnya pada cakram kayu berdiameter 96 sentimeter.
Dunlop sendiri mendaftarkan patennya pada 7 Desember 1888 dan resmi mendpaatkan paten pada Juli 1889. Namun, 10 bulan setelah itu, tepatnya pada November 1890 paten Dunlop harus dianulir karena telah ditemukan ada paten sebelumnya dari Thomson terkait ban penumatik.
Pada perkembangannya, setelah Perang Dunia II, tepatnya pada tahun 1946, Michelin mengembangkan metode pembuatan ban radial di mana hal ini menjadi langkah yang signifikan dalam perkembangan dunia.
Sementara, pada abad ke-20 ini juga ditemukan ban tubeless, di mana tidak lagi membutuhkan tube atau ban dalam. Dalam rentetan inovasi ban tubeless ini sebenarnya ada beberapa paten, seperti dari Killen Tire mengajukan paten pada tahun 1928 dan diberikan paten GB 329955 di Inggris pada tahun 1930 dan Wingfoot Corporation, anak perusahaan Goodyear Tire diberikan paten di Afrika Selatan pada tahun 1944.
Akan tetapi dari desain keduanya ditemukan kegagalan teknis sehingga tidak diproduksi secara terus-menerus dan bahkan diberhentikan.
Pada akhirnya, Frank Herzegh yang bekerja untuk BF Goodrich mengajukan paten untuk temuannya pada tahun 1946. Kemudian, pada tahun 1952, dia menerima paten AS 2587470 di Amerika Serikat. Pada tahun 1955, ban tubeless menjadi bagian standar dari mobil baru.
BF Goodrich harus mempertahankan patennya melalui beberapa persidangan pengadilan karena ada kesamaan desain sebelumnya. Salah satu perbedaan utama antara desain BF Goodrich dan pendahulunya adalah penggunaan karet butil yang lebih tahan terhadap kebocoran udara dibandingkan dengan karet alam yang digunakan pada desain lainnya.
Perkembangan ban selanjutnya adalah, run flat tire (RFT) atau ban yang tetap bisa digunakan meskipun tanpa angin di dalamnya hingga batas tertentu. RFT sebenarnya sudah mulai dikembangkan sejak tahun 1930-an oleh Michelin.
Berbasis teknologi pada roda troli dan komuter, Michelin mengembangkan ban yang memiliki pelek pengaman di dalamnya dan jika tertusuk tetap akan bisa berjalan di atas lapisan busa khusus.
Namun, ban tersebut hanya dijual untuk penggunaan militer dan untuk kendaraan khusus seperti mobil lapis baja bank karena memang harganya yang terlalu tinggi sebagai ban mobil pribadi. Run Flat Tire sendiri akhirnya diperjualbelikan secara bebas ke masyarakat umum mulai tahun 1980-an.